China Bangun Hanggar dan Radar di Laut China Selatan, Untuk Apa?
Sejumlah hanggar dan radar di pulau milik Tiongkok, Fiery Cross, Laut China Selatan (Asia Maritime Transparency Initiative)
Liputan6.com, Beijing -
Puluhan hanggar pesawat dan radar berkemampuan tinggi terlihat di pulau
buatan milik Tiongkok di Laut China Selatan. Fasilitas yang
diperkirakan akan segera beroperasi itu terlihat melaui citra satelit
yang dirilis oleh wadah pemikir atau think tank asal Amerika Serikat, Asia Maritime Transparency Initiative (AMTI).
Gambar yang diambil pada awal Maret tersebut, memperlihatkan
infrastruktur pertahanan yang hampir jadi di tiga pulau buatan China di
gugus Spratly yang disengketakan, yakni Fiery Cross, Mischief dan Subi.
Setiap pulau tersebut memiliki hanggar baru yang dapat menampung 24
pesawat militer. Sejumlah hanggar berukuran lebih besar yang dapat
menampung pesawat bomber dan mata-mata juga terlihat dalam citra
satelit.
Meski penyelesaian fasilitas tersebut pada awal 2017 telah
diperkirakan, namun hingga kini belum diketahui apa yang akan dilakukan
China dengan infrastruktur tersebut.
Lokasi Pulau Fiery Cross, Mischief dan Subi di Laut China Selatan (CNN)
"Anda tak mungkin membangun fasilitas semacam itu dan tak
menggunakannya," ujar Ian Storey dari Institute of Southeast Asian
Studies Yusof Ishak Institute, seperti dikutip dari CNN (29/3/2017).
Menurut penuturan ahli, fasilitas baru tersebut membuat China terus
membangun dominasi militernya di wilayah yang sedang mengalami sengketa.
Hal itu juga dapat membantu Tiongkok untuk membangun Air Defense Identification Zone yang kontroversial di area tersebut.
Juru bicara Kementerian Hubungan Luar Negeri China Hua Chunying
mengatakan, ia tak mengetahui rincian laporan tersebut. Namun ia
mengegaskan bahwa Kepulauan Spartly merupakan wilayah milik Tiongkok.
"Apakah kita memutuskan untuk mengerahkan atau tak mengerahkan
peralatan militer yang relevan, (fasilitas) itu berada di kawasan
kedaulatan kami. Ini adalah hak kami untuk membela dan mempertahankan
diri seperti yang diakui hukum internasional," ujar Hua Chunying.
Pembangunan Hanggar dan Radar Hampir Selesai
Fiery
Cross, Mischief dan Subi merupakan tujuh pulau buatan yang dibangun
China di gugusan Spratly. Negara itu mengklaim bahwa sebagian besar Laut
China Selatan masuk ke dalam wilayahnya, meski terdapat klaim tumpang
tindih oleh sejumlah negara Asia Tenggara, termasuk Filipina dan
Vietnam.
Menurut AMTI, empat hanggar yang lebih besar telah selesai dibangun
di Subi dan empat lainnya di Fiery Cross. Sementara itu sejumlah hanggar
lain di Mischief yang dapat menampung lima pesawat yang lebih besar,
seperti bomber, pembangunannya berada di tahap akhir.
"Tiga pangkalan militer China di Spratly dan di Pulau Woody di
Paracels, membuat pesawat militer China dapat beroperasi di hampir
seluruh Laut China Selatan," ujar AMTI dalam sebuah pernyataan.
Foto satelit di Fiery Cross, Laut China Selatan. (Asia Maritime Transparency Initiative)
Selain hanggar, pembangunan kubah radar di setiap pulau juga terlihat
pada citra satelit. Menurut AMTI, Fiery Cross, Subi, dan Mischief saat
ini juga memiliki penampungan peluncur rudal yang didesain dapat
bergerak.
Meski infrastruktur tersebut hampur selesai, namun belum ada pesawat militer yang telah dikerahkan di pulau tersebut.
Menurut analis kemaanan regional dan profesor emeritus di University
of New South Wales, Carl Thayer, China akan mengerahkan pesawatnya
berangsur-angsur untuk mengukur respons negara sekitar area laut yang
disengketakan, juga AS.
Foto satelit di Subi, Laut China Selatan (Asia Maritime Transparency Initiative)
Ketegangan di Laut China Selatan secara umum telah menyusut dalam
sembilan bulan terakhir. Menurut Storey, hal itu terjadi sejak Presiden
Rodrigo Duterte menjabat sebagai presiden dan membangun hubungan yang
lebih dekat dengan China.
"Jika China mengerahkan pesawat, akan ada protes dari sejumlah
negara, khususnya Vietnam. Akan ada keluhan dari sejumlah anggota ASEAN.
Lalu, selama periode waktu, ini akan menjadi normal," ujar Storey.
No comments:
Post a Comment