Tuesday, September 6, 2016

Staf pembangkit nuklir Jepang tuntut operator

Staf pembangkit nuklir Jepang tuntut operator

  • 3 September 2014
Image caption Inilah untuk pertama kalinya pegawai Fukushima mengajukan tuntutan hukum.
Para pekerja yang bertugas menghancurkan pembangkit nuklir Jepang yang rusak mengajukan tuntutan kepada operator Tokyo Electric (Tepco) karena gaji yang belum dibayar.
Nilai keseluruhan dari gaji yang dituntut sebesar 65 juta yen (sekitar Rp7,2 miliar) yang merupakan tambahan tunjangan karena pekerjaan mereka membahayakan.
Mereka mengklaim ganti rugi untuk memindahkan puing-puing yang terkontaminasi dan berada di seputar pembangkit juga menimbulkan risiko.
Inilah untuk pertama kalinya Tepco menghadapi tuntutan legal dari pekerja Fukushima menyangkut gaji dan kondisi kerja.
Tuntutan itu diajukan oleh dua pekerja dan dua mantan staf Fukushima yang berusia antara 30 sampai 60 tahun.
Perusahaan Jepang itu belum mengeluarkan komentar.
"Kesehatan saya mungkin akan terkena dampaknya," kata salah seorang pekerja seperti yang dilaporkan NHK.
"Saya rasa banyak orang yang tidak dapat berbicara secara langsung terkait masalah ini."
Reaktor nuklir Fukushima mengalami kerusakan menyusul gempa dan tsunami Maret 2011.

Kebocoran akibat bencana itu menyebabkan daerah di seputar tidak layak lagi untuk digunakan.

Gempa 7,3 skala Richter kembali guncang Jepang selatan


  • 16 April 2016


Gempa dengan kekuatan lebih besar mengguncang Prefektur Kumamoto di Pulau Kyushu, Jepang selatan, sehari setelah bencana serupa terjadi di kawasan yang sama.
Kali ini, gempa berkekuatan 7,3 pada skala Richter melanda Kota Kumamoto, Prefektur Kumamoto, pada Sabtu (16/04) pukul 01.25 waktu setempat.


Gempa dengan kedalaman 10 kilometer itu menewaskan tiga orang, menurut stasiun televisi NHK.
Sesaat setelah gempa terjadi, peringatan tsunami dikeluarkan. Namun, peringatan itu dicabut 50 menit kemudian.

Dari pemantauan wartawan BBC di Tokyo, Rupert Wingfield-Hayes, gempa telah merusak balai kota sehingga dikhawatirkan akan rubuh. Kemudian sebuah rumah sakit telah mengevakuasi semua pasiennya karena kondisi di dalam gedung tak lagi aman.
Ada berbagai laporan yang menyebutkan sejumlah orang masih terjebak di dalam gedung-gedung, termasuk sedikitnya 60 orang di dalam panti jompo.

Sementara itu, ribuan orang ke luar dari rumah masing-masing dan memadati jalan-jalan dan taman Kota Kumamoto. Di sana mereka berkumpul dengan memakai selimut, kelihatan bingung dan cemas.
Gavin Hayes, seorang peneliti geofisika dari badan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), mengatakan gempa terkini akan mengakibatkan kerusakan lebih besar mengingat kawasan yang sama telah diguncang gempa berkekuatan 6,2 pada skala Richter, Kamis (14/04).
“Permukaan tanah di kawasan tersebut telah bergerak sejauh 4-5 meter. Jadi, guncangannya sangat intens di area yang cukup besar. Itulah mengapa kita kemungkinan akan melihat dampak signifikan dari kejadian ini,” kata Hayes.

Gempa pada Kamis (14/04) menyebabkan sembilan orang meninggal dunia dan ratusan lainnya cedera. Sebanyak 40.000 orang telah meninggalkan rumah mereka selagi 130 gempa susulan berlangsung.